Di Indonesia diketahui
ada 11 jenis tumbuhan yang menghasilkan gaharu 8 (delapan) diantaranya berasal
dari suku Thymelaeceae. Selanjutnya dari delapan jenis tersebut, Karas (Aquilaria malacensis LAMK) dan Ramin (Gonystylus Becanus)
merupakan penghasil gaharu terpenting. Walaupun demikian gaharu yang berasal
dari Genera Aqualaria memiliki mutu yang sangat baik dan lebih tinggi
nilainya dari Genera Gonystylus
Gaharu (Aquilaria)
merupakan komoditi hutan yang sangat diminati oleh berbagai kalangan, gaharu
yang dikenal dengan gubal gaharu berbentuk padat, berwarna coklat kehitaman
sampai hitam berbau. Gubal gaharu
mempunyai bau yang khas yang
mempunyai nilai ekonomis tinggi, oleh sebab itu teknik budidaya gaharu yang
baik dan benar sangat diperlukan untuk pengembangan serta peningkatan
kesejahteraan masyarakat
Pengembangan tanaman tergantung dari ketersediaan
benih dan bibit yang berkualitas sempurna dan dalam kuantitas yang cukup
banyak. Sebagaimana umumnya untuk tanaman jenis kehutanan/tanaman keras lainnya, perbanyakan bibit gaharu dapat melalui berbagai cara diantaranya:
A. Generatif :
1. Perbanyakan dengan biji.
2. Cabutan : Anakan ( umur 1-3 bulan), Sapihan (
umur 4- 12 bulan ), Stump (1-2 tahun).
3. Putaran Umur ( 3-5 tahun)
B. Vegetatif :
1. Stek Pucuk/Batang
2. Cangkok
3. Kultur Jaringan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar